Belajar dari seorang penipu..???
Aneh memang kedengaranya, tapi jika kita belom pernah kena tipu, kita berarti bukan manusia pada umumnya. Dan kena tipu bermacam rasanya, ada yang sakit hati, ada lucunya, ada geramnya. Tapi itu lah umumnya yang orang rasakan ketika kena tipu.
Penipu itu, umumnya kita tidak mengenalinya. Kalau kita mengenal penipu tersebut, dia adalah penipu yang terpelajar. Boleh dikatakan penipu itu terbagi TIGA GOLONGAN. Penipu yang kita tidak kenal, biasanya melakukan kerugian pada orang lain. Minimal penipu yg tidak dikenal ini minta pulsa, dengan bermacam-macam modus. Dan penipu yang kita kenal akan memberi hiburan kepada kita, dan anehnya kita menyukai hasil tipuanya tersebut. Baik itu seorang magican mau pun seorang sudah punya pacar maupun yang sudah bekeluarga. Realita.
Dan seorang penipu yang merugikan orang lain, bukan berarti mereka tidak belajar. Bahkan mereka belajar lebih giat dibandingkan seorang anak yang masuk kuliah yang semester I. Dan mereka belajar tanpa guru, dan tanpa dosen dan tanpa menonton CD bajakan untuk menjadi seorang penipu yang profesional. Boleh dikatakan penipu yang satu ini profesor, profesor dibidang penipuan. Karena dia menemukan sebuah gagasan atau ide bagaimana cara menipu dengan baik dan benar, sampai mendapatkan keuntungan dari orang lain. Dan setelah mendapatkan caranya, dan dia mencoba kepada orang tidak dikenalnya, dan jika gagal, dia akan membuat cara baru lagi, dan dan jika cara tersebut sudah dikatahui banyak orang, maka dia akan membuat cara yang baru lagi, dan begitu lah seterusnya sampai dia pensiun jadi seorang penipu. Dan tentu hasil yang diperbuatnya akan membuat orang marah, geram, dan melaporkan kepihak yang berwajib (Polisi)
Begitu juga dengan penipu yang terpelajar. Mereka juga belajar, tetapi mereka memiliki guru atau dari CD untuk dipelajarinya. Tetapi mereka mendapatkan ilmunya dengan mudah, dan tanpa harus berpikir keras bagaimana cara menipu orang lain. Melainkan mereka membuat cara atau trik baru, disitulah mereka harus berpikir keras. Dan jelas, penipu yang satu ini belajarnya tidak begitu susah payah, karena mereka belajar dengan berbayar. Dan hasilnya dari yang mereka pelajari akan mendapat penghasilan (uang). Kita tahu, bahwa nantinya kita akan kena tipu. Tapi bodohnya kita, kita tetap melihat performance dia sampai selesai, itulah yang kita lakukan ketika kita melihat atau menonton acara magician (sulap). Dan kita menyukai hasil penipuanya.
Kembali kepada seorang penipu yang merugikan orang lain. Pernah saya bertanya pada diri saya sendiri, “Apakah seorang penipu ini salah..??” dan saya menjawab pertanyaan itu sendiri, “Kalau menurut saya, penipu ini gak salah”. Karena ada sebuah kejadian penipuan yang merugikan orang lain didalam angkot, ada sebuah gelang emas beserta suratnya, dengan harga jutaan emas tersebut. Sengaja diletakan dibawah tempat duduk penumpang. Kemudian dia bertanya kepada semua penumpang didalam angkot tersebut, “apakah ada yang kehilangan emas.?” dengan menunjukan emas tersebut beserta suratnya, dan dengan sigap dan cepat seorang ibu-ibu menjawab, “itu emas saya bang.!!!” penipu tersebut memberikan gelang emas dan suratnya kepada ibu tersebut, dan sipenipu tersebut meminta tukar dengan cincin emas yang dia pakai. Dan ibu tersebut memberikan cincin kepada sipenipu. Ibu itu dengan senyum manis dibibirnya seraya mengucapkan berterima kasih, dan juga dia berkata “terima kasih bang, sudah menjumpakan gelang kesayangan saya”. Mungkin ibu tersebut pernah mimpi dikencingi burung, dan ini lah hasilnya. Gelang emas tersebut adalah gelang mainan.
Bagaiman dengan seorang penipu terpelajar atau penipu yang membuat hati kita senang. Mereka jelas hampir sama, sama-sama niat ingin menipu. Bukan itu maksud saya, mereka sama-sama ingin mendapatkan uang dari apa yang mereka pelajari. Seorang magician melakukan aksinya didepan penonton, mereka beranggapan satu orang pun tidak ada mengetahui trik mereka, agar mereka percaya diri ketika performance. Dan aksi mereka juga di setting serapi mungkin agar penonton takjub dengan hasil tipuanya. Seperti aksi Mbah Tarno.
Penipu Berdasi, Diawal-awal saya menulis Tiga Golongan Penipu. Dan yang ketiga adalah penipu berdasi. Penipu yang satu ini tidak ada belajar untuk menipu semasa mereka disekolah mau pun dikuliah. Dan mereka belajarnya biasa-biasa saja. Tidak ada guru, cd atau ide yang diciptakanya untuk menjadi seorang penipu yang hebat. Penipu berdasi ini menjadi seorang penipu, ketika dia diangkat menjadi direktur di Bank Wakil Rakyat. Dan Penipu ini mendapatkan uang dengan mudah. Cukup dia memanggil sebuah Perampok, semua pekerja Bank Wakil Rakyat sudah diatur, dan dia juga menyampaikan pesan. “Jika ada rampok datang, kasi uang yang ada dikoper ini” sambil menunjuk koper warna merah. Bahkan Penjaga keamanan Bank Wakil Rakyat pun sudah diatur dengan Direktur tersebut. Direktur tersebut mengatur pekerja dan penjaga keamanan Bank Wakil Rakyat tersebut dengan UANG yang ada di Bank Wakil Rakyat tsb. Dan prampok menjalankan Proyek yang disuruh Direktur Bank Wakil Rakyat tsb. Prampok pun menjalankan aksinya dengan profesional ketika dilihat di Rekaman CCTV, padahal semua aksi rampok tsb sudah di sutradarai.
Uang yang ada dalam cover tersebut berjumlah IDR 20 juta. Dan Direktur Bank Wakil Rakyat tersebut menyampaikan kepada wartawan, bahwa Bank Wakil Rakyat uang yang kena rampok berjumlah IDR 225 juta. Bermakna dia mendapatkan uang 200 juta, dan 5 juta lagi dia bagi kepada pekerja dan penjaga keamana Bank Wakil Rakyat tsb. Untung aja yang gak kena Rampok Panitia Haji.
Ketiga-tiga penipu di atas, semua sudah pensiun dari tugasnya. Dan anda semua, Semoga anda semua jangan sampai kena tipu dengan cerita diatas.
Terima kasih sudah membaca sidikit dari isi tulisan saya.
Salam dari saya A_R